FAZRI NURACHMAN
Fenomena sang illahi
Alunan
hati sanubari yang memuji
Zam-zam
yang mengalir dari muara hati
Rincikannya
membuat qalbi mengagumi
Iringan
takafurpun selalu mengiringi
Nuansa
alam yang menyapa-nyapa
Untaian
makna yang terdengar dari sana
Rintihan
seorang hamba yang memujanya
Alangkah,
gersangnya latar dibuatnya
Cinta
hitam, yang ia persembahkan
Hina,
terlihat hina dirasakannya
Manusia
menjerit karenanya
Alur ini,
sungguh membuat ia mati gaya
Namun,
Tuhan masih ada dan akan selalu ada
Tips Untuk
Berpenampilan Nyaman
a. Pilih
busana dengan kualitas potongan dan jahitan yang baik. Hal ini akan sangat
menentukan kenyamanan, ketahanan dan keindahan daat busana dekanakan.
b. Pilih
jenis model busana yang sesuai dengan usia, warna kulit, kondisi acara, dan
profesi diri.
c.
Untuk pekerjaan dalam
bidang serius, hindarilah warna-warna terang yang mencolok, seperti shocking pink, orange. Gunakan warna
pastel.
d.
Perhatikan kode busana
(Dress Code) saat menghadiri suatu
acara secara cermat.
e.
Jangan gunakan tas
bertali panjang saat berkebaya/busana nasional.
f.
Hindari busana kerja
yang bercorak besar dan ramai, mengkilap, bertumpuk-tumpuk dan banyak asesoris.
g.
Saat mengenakan busana
resmi/formal, hindarilah penggunaan jas bermotif kotak-kotak, dasi berwarna mencolok
dan ramai, jas dengan pantalon berbeda warna, tabrak motif.
h.
Untuk pria:
- Hindari
kaos kaki putih karena termasuk kaos kaki olahraga.
- Dompet
(kadang sisir) merusak pemandangan.
- Ukuran
dasi kupu-kupu jangan terlalu besar.
- Ukuran dasi panjang lebarnya sesuai trend dan
proporsi tubuh.
- Pola
dasi bergaris/kotak-kotak terkesan kaku dan kebapakan.
- Panjang
dasi pas pada atas ban pinggang.
- Ikat
pinggang sewarna sepatu.
- Sepatu
berketinggian tidak lebih dari 3 cm.
- Kaos
kaki sewarna dengan warna celana panjang.
Busana yang dikenakan akan menjadi
menarik tergantung juga pada keadaan batin dan pikiran sipemakai. Jika pengguna
busana sedang mengalami depresi atau menderita stres, maka akan terpancar dari
raut wajah atau tingkah lakunya, yang mengakibatkan tampilan busana yang
dikenakan menjadi tidak menarik. Untuk itu perhatinkanlah penyesuaian antara
penampilan dan kebersihan/kejernihan jiwa, agar individu dapat tampil nyaman
dan menunjang kesuksesan hidu bermasyarakat.
Do and Don’t Dalam Penampilan
Apa yang boleh dilakukan dan apa
yang tidak boleh dilakukan dalam upaya berpenampilan menarik antara lain
meliputi kesehatan, kerapian, kebersihan, berbusanan, asesoris, stocking,
sepatu dan lainnya, dengan uraian berikut:
a.
Kebersihan,
Kerapian, dan Kebersihan
1. Gigi
putih bersih.
2. Nafas
segar (hindarilah makanan beraroma menyengat).
3. Kuku
terawat bersih dan terpotong rapi.
4. Tidak
memiliki bau badan.
5. Rambut
besih dari ketombe.
6. Wajah
terawat, bebas jerawat.
7. Rambut
tidak menutupi wajah dan tertata rapi.
8. Bulu
hidung, kumis tercukur rapi.
9. Telinga
dan hidung bersih dari kotoran.
10. Kacamata
bersih, nyaman dan sesuai ukuran.
b.
Gerakan
Tubuh
1.
Tidak meregangkan tubuh
didepan umum.
2.
Tidak bermain atau
menarik-narik rambut.
3.
Tidak mengorek gigi, kuping
maupun hidung.
4.
Tidak menggigit kuku,
membersihkan kuku.
5.
Tidak mengetuk-ngetuk
meja.
6.
Tidak
menggoyang-goyangkan kaki.
7.
Tidak menyisir, bermake up di depan umum.
8.
Tidak membasahi bibir
berulang kali.
9.
Tidak memainkan lidah
maupun ludah.
10. Tidak
menguap tanpa ditutup.
11. Tidak
bermain dengan pena.
12. Tidak
bermain dengan permen karet.
13. Tidak
melemaskan leher.
14. Tidak
berbisik-bisik dengan tangan menutup.
15. Tidak
membersihkan kacamata dan menggosok mata.
16. Berdiri
dengan bertolak pinggang.
17. Duduk
dengan meletakkan kedua siku di atas meja.
c.
Gerakan
Tangan
1. Tidak
membunyikan tangan.
2. Tidak
terlalu sering menggerak-gerakan tangan saat berbicara.
3. Saat
berbicara jangan meremas jari kedua tangan.
4. Jangan
melipat-lipat jari tangan hingga berbunyi.
5. Jangan
membicarakan orang dengan menunjuk pada yang bersangkutan.
6. Jangan
melambaikan tangan terlalu lebar sehingga terlihat ketiak.
d.
Berbusana
1. Hindari
poongan dan warna yang menarik perhatian, terutama pada bagian yang menjadi
kekurangan tubuh.
2. Busana
harus pas; tidak boleh kesempitan ataupun kebesaran. Sempit akan memberikan
kesan ramping, namun juga menimbulkan kesan seronok, sementara kebesaran akan
menimbulkan kesan besar, gemuk dan tidak rapi.
3. Pilihlha
model, warna dan motif yang sesuai dengan usia. Warna gelap memberikan kesan
tua, sedangkan warna terang memberikan kesan cerah muda.
4. Busana
setengah resmi menampilkan kesan sederhana dengan menitik beratkan pada
asesoris. Sedangkan busana resmi memberi kesan mewah, bahan mengkilap sengan
jahitan halus.
5. Celana
yang memberikan kesan pendek: baggy, cut
bray, palazzo, manset (ada lipatan di bawah). Celana dengan tempat ikang
pinggang harus mengguakan ikat pinggang. Semakin pendek celana semakin tinggi
kesan yang ada.
6. Tekstur
berat menambah kesan gemuk, sebaliknya tekstur halus akan menampilkan kesan
melangsingkan.
7. Bahan
ang mengkilap nerkesan besar. Motif besar memberikan kesan lebar/gemuk. Kotak
dan bola-bola mempunyai efek berpenampilan kuat. Motif sederhana sangat baik
untuk disain rumit. Bahan kasar akan menampilkan kesan berat dan besar.
8. Elemen
vertikal (memanjang): garis-garis vertikal, lipit-lipit akan memberi kesan
semampai dan ramping. Elemen horizontal (melebar), memberikan kesan lebar dan
gemuk. Garis diagonal/serong, memberikan kesan melangsingkan.
9. Lipit/plits
jika tidak terlalu lebar akan menampilkan kesan vertikal dan ramping. Rimpel
yang banyak memberikan kesan semakin gemuk. Lipat besar memberikan kesan
memperbesar pinggang dan pinggul.
10. Potongan
di pinggul memberikan kesan pendek. Potongan asimetris memberikan kesan kurus
dan tinggi. Potongan di pinggang memberikan kesan memotong bentuk badan, kesan
pendek. Potongan di bawah dada memberikan kesan tinggi. Potongan ‘v’ jika
terlalu dalam memberikan kesan pendek. Potongan princess memberikan kesan
langsing.
e.
Asesoris
1. Panjang
kalung tidak boleh berpotongan dengan garis leher.
2. Bros
merupakan pengganti kalung.
3. Pada
penggunaan busana kerja tidak dianjurkan menggunakan kalung bertumpuk, choker,
bersusun-susun.
4. Busana
yang telah bersulam, menggunakan manik-manik dianjurkan untuk tidak menggunakan
kalung, karena sulaman dan bordir pada kain telah memberikan kesan meriah.
5. Pengunaan
cincin cukup dua buah saja. Pada jam kerja disarankan tidak menggunakan gelang
kroncong.
6. Busana
warna panas: asesoris emas.
Busana warna abu-abu: asesoris mutiara
dan perak.
Busana warna hitam: asesoris
perak/emas/mutiara.
Busana warna coklat: asesoris emas.
Busana warna biru: asesoris
perak/mutiara.
Busana warna pastel: asesoris mutiara.
7. Stocking,
tidak digunakan pada sepatu model terbuka. Warna stocking yang digunakan, satu tingkat lebih gelap dari warna kulit
asli. Stocking warna gelap tidak
dikenakan dengan sepatu warna terang atau yang berbeda tone. Stocking warna hitam digunakan pada malam hari dan
tidak noleh dipakai sebelum 18.00.
8. Kaos
kaki warna putih digunakan untuk kegiatan olahraga. Warna kaos kaki mengikuti
warna celana.
9. Mengikuti
aturan ‘the rule of thirteen’ (untuk
wanita) dan ‘the rule of eight’
(untuk pria).
10. Warna
asesoris emas dan perak dianjurkan digunakan pada sore ke malam hari.
f.
Tas
Kerja dan Sepatu
1. Bahan
tas kerja terbuat dari kulit, disarankan tidak mengkilap/lak. Model tas tidak
terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Tas dan briefcase senada dalam warna.
Tas kerja tidak bermotif flora, fauna maupun etnik.
2. Sepatu
searna/senada/satu tone dengan ikat pinggang dan tas. Sepatu untuk kerja dengan
model tertutup keseluruhan ataupun didepan. Hak minimum 5-7 cm. Sepatu terbuka
untuk acara santai. Sol sepatu tidak boleh dari karet dan kayu. Motif sepatu
jangan terlalu menolok.
3. Untuk
keperluan pesta, kenakan sepatu berhak tinggi atau runcing dengan tas kecil
model fancy, dan bermake up tebal
tetapi tidak menyolok. Warna sepatu, tas maupun make up disesuaikan dengan
warna busana yang dikenakan.
4. Untuk
acara santai, kenakan sepatu dengan hak rendah, tas casual dengan ikta pinggang
sportif (jika busana memang memerlukan ikat pinggang).
5. Warna
standar sepatu.
Warna
hitam: busana hitam dan gelap.
Warna
coklat tua: busana bernuansa keckolatan.
Warna
krem atau putih: busana pastel, soft.
Etika Busana
Tampil menarik pada setiap
kesempatan adalah dambaan setiap orang. Banyak faktor yang harus diperhatikan
seperti keselarasan dari atas sampai bawah (rambut sampai kaki), aktivitas,
situasi dan kondisi yang akan dihadiri, bentuk tubuh maupun warna yang sesuai
dengan kulit. Untuk lebih memahami etika busana untuk tampil menarik, maka
perlu diperhatikan penataan dalam berbusana yang mencakup kata: Se, Ra, Si.
a.
Se:
sepadan
Yang dimaksud dengan sepadan adalah
bahwa dalam berbusanan, individu harus memperhatikan hal sebagai berikut:
1. Usia
Usia adalah hal yang
tidak dapat dipisahkan dalam upaya menyelaraskan busana. Usia sendiri dapat
dibagi atas 25 tahun, 35 tahun, 45 tahun, 55 tahun, 65 tahun, 70 tahun keatas.
Individu yang berada dalam golongan usia 25 tahun tentunya akan berbeda dalam
penggunaan bahasa dengan individu yang berusia 65 tahun keatas, baik model,
bahan maupu warna busana. Dan bila terjadi penyimpangan dalam penggunaan busana
terkait dengan usia maka timbul kesan negatif pada pribadi pengguna busana
terkait.
2. Bentuk
tubuh
Manusia dilahirkan
dengan membawa bentuk tubuh yang berbeda-neda dan harus disadari dan tidak
semua orang memiliki bentuk bada yang bagus. Penampilan yang menarik bukan saja
mereka yang memiliki bentuk-bentuk indah, siapa pun dapat tampul lebih menarik.
Yang harus disadari dan dipahami adalah bagaimana individu dapat tampil lebih
menarik dengan apa yang dimilikinya, karena setiap orang tidaklah lepas dari
kekurangan yang ada pada diri sendiri, lalu berupaya untuk menutupi kekurangan
yang ada pada diri dan ditonjolkan nilai lebihnya dengan mempertimbangkan
corak, bahan dan model busana. Mengenali bentuk tubuh sangat membantu seseorang
untuk menyadari ‘kekurangan dan kelebihan’ diri.
Betuk tubuh wanita pada
dasarnya ada empat tipe, yaitu:
Bentuk tubuh bahu leher
(gambar 2), bentuk segitiga-pinggul besar (gambar 1), bentuk tubuh lurus
(gambar 4), dan bentuk tubuh yang ramping-jarum pasir (gambar 3).
Profil ideal adalah
bentuk tubuh yang raming diaman lingkar dada dan pinggul sama besar dan lingkar
pinggang lebih kecil dari pinggul.
Kenalilah bentuk tubuh
masing-masing, dan pakailah busana yang menonjolkan kelebihan bentuk tubuh dan
menutupi kekurangan tubuh.
Adapun bentuk tubuh
pria pada dasarnya ada tiga tipe, yaitu:
Tiga dasar bentuk tubuh
pria: tipe segitiga terbalik-atletis (gambar 2), tipe kurus (gambar 1), tipe
segitiga-perut besar/gemuk (gambar 3). Profil ideal adalah tipe segitiga
terbalik, yaitu bahu lebih lebar daripada pinggul.
3. Elemen-elemen
berbusana
Yang dimaksud dengan
elemen busana mencakup: elemen waktu (pagi, malam), elemen tempat (kantor,
pestam sehari-hari), elemen janis acara yang dihadiri (formal, informal,
kenegaraan, santai).
4. Warna
busana
Untuk menentukan warna
busana yang sesuai maka perlu diperhatikan pula padanan dari warna kulit, warna
rambut, warna mata. Warna dapat ternagi atas warna dasar, netra;, dan warna
terang.
Warna dasar terdiri
dari hitam, coklat tua, biru tua, abu-abu tua. Netral terdiri dari putih, cream, abu-abu muda, broken white. Warn terang, seperti kuning, hijau, merah, biru.
Warna dasar dan netral
dapat memberikan kesan lansgsing, mudah dipadu padankan, tidak menyolok, tidak
menarik perhatian, dapat menutupi kekurangan tubuh, berkesan elegan dan
profesional.
Sedangkan warna terang
dapat dimanfaatkan untuk memfokuskan sesuatu yang positif dan menyamarkan yang
negatif. Warna terang juga dapat menonjolkan bagian tubuh yang bermasalah,
sulit dipadankan, saat penggunaannya, berkesan elegan dan profesional.
5. Desain
busana
Desain busana berbagai
macam ragamnya, namun pada dasarnya desain berpatokan pada tiga aliran sebagai
berikut:
(a) Klasik,
merupakan desain yang tetap abadi sepanjang zaman walau terkadang terkesan
kuno, namun pada dasarnya sesain ini bertahan lama sehingga tetap cocok pada
setiap kesempatan.
(b) Trendy,
suatu desain busana yang mengikuti mode pada waktu tertentu. Desain seperti ini
akan berubah sesuai dengan pergantian musim dan perkembangan mode.
(c) New
wave, yaitu gaya desain yang kadang agak bersifat aneh dah tidak simetris.
Desain seperti ini banyak digemari oleh para artis
6. Kelengkapan
busana
Pelengkap busana
berfungsi penting karena akan menambah prima penampilan sesorang. Pelengkap
busana mempunyai fungsi beragam seperti:
· Yang
bersifat melengkapi: misalnya pakaian dalam, alas kaki, stocking dll.
· Yang
bersifat menghias, seperti asesoris, perhiasan.
· Yang
bersifat ganda yaitu melengkapi sekaligus menghias, seperti ikat pinggang,
dasi, dompet, tas, kacamata, jam tangan, maset, kerudung, dll.
· Pengharum
tubuh atau wewangian. Setiap wewangian mempunyai ciri yang berbeda, dan
memberikan kesan tersendiri. Macam wewangian:
-
Wangi bunga, memberi
kesan feminim.
-
Wangi buah, memberi
kesan dinamis dan sportif.
-
Wangi rempah, memberikan
kesan eksklusif.
-
Wangi kayu-kayuan,
memberi kesan segar/maskulin.
b.
Ra:
rapi
Rapi mengandung pengertian senagai
berikut:
ü Tidak
terlihat lusuh, lecek, kusam.
ü Tidak
sobek/berlubang.
ü Tidak
ada kancing lepas/hilang.
ü Tidak
terlalu ketat/longgar/panjang/pendek.
ü Tidak
berbau.
ü Tidak
terlihat garis-garis pakaian dalam.
ü Tidak
terkena noda kotoran: make up, makanan, keringat, flek.
ü Tidak
kusut, disetrika dengan baik.
c.
Si:
sikap
Yang dimaksud sikap dalam etika busana
adalah pribadi si pemakai dan gaya penampilan pribadi. Yaitu bahwa manusia
dilahirkan dengan tipe yang berbeda-beda, dan siapa pun ingin tampil menarik.
Dalam upaya untuk
tampil menarik yang prlu diperhatikan adalah bagaimana seseorang dapat tampil
dengan apa yang dimiliki, karena setiap orang tidak lepas dari kekurangan dan
pastinya juga memiliki kelebihan-kelebihan. Jangan memaksakan suatu model
busana yang tidak sesuai dengan kepribadian diri karena akan menimbulkan kesan
penampilan diri yang negatif.
Sikap dalam berbusana
juga termasuk cara berdiri, cara duduk dan gerak tubuh saat berjalan.