Posted by : Fazri Sabtu, 23 November 2013

Mulai dengan Otak


Ada beberapa unsur Kunci Pembelajaran yang Harmonis dengan Otak
Ø  Jaga iklim dan lingkungan yang aman dan terjamin untuk memaksimalkan kemampuan-kemampuan otak.
Ø  Berikan pengalaman-pengalaman dengan penginderaan ganda dalam lingkungan hidup diperkaya guna merangsang perkembangan otak.
Ø  Susun berbagai kesempatan untuk memikirkan dan secara aktif memproses pengetahuan baru.

Kemajuan secara dramatik terbalu dalam pemahaman kami tentang otakdan kognitif manusia, meyakinkan kami bahwa ilmu-ilmu pengetahuan syaraf akan memainkan peranan yang semakin penting dalam meningkatkan praktik dan kebijakan pendidikan sepanjang Abad 21 (Sylvester 2005, xv)

Pertahankan Iklim dan Lingkungan yang Aman dan Terjamin

Iklim dan lingkungan ruang kelas harus kondusif untuk pembelajaran. Ruang kelas, yang secara fisik tidak nyaman atau terus memiliki atmosfir atau nada yang mengancam, akan meminimkan kemampuan otak para siswa untuk berfungsi pada pontensi yang tertinggi. Pemahaman beberapa riset terbaru tentang bagaimana otak kita bereaksi terhadap stres  dan ketakutan dapat menolong para guru untuk mengetahui apa yang harus tidak dilakukan dan mulai tahu apa yang harus dilakukan (Kaufeldt 1999, 2)

Ruang kelas yang harmonis dengan otak menjaga iklim dan lingkungan yang aman dan terjamin, meghalangi rasa terancam dan ketidakberdayaan. Ketika siswa merasa terancam, terintimidasi, tidak diikutkan, bingung, tidak mampu, atau secara fisik tidak aman, otak mereka akan menanggapi secara refleks dan bergeser ke arah gaya pertahanan (berkelahi atau lari). Tanggapan berkelahi atau lari menyebabkan kelebihan produksi “noradrenaline,” yang selanjutnya menyebabkan otak berfokus pada bertahan hidup dari pada belajar, dan secara aktif memproses informasi baru (Kaufeldt 1999). Eric Jensen menyimpulkan reaksi otak terhadap stres sebagai berikut: “Otak dikesampingkan karena lebih memilih yang lebih mudah untuk dilakukan tanpa pikir, bertingkah laku berusaha dan benar yang dapat menolongnya tetap bertahan. Sebagai akibatnya, dibawah tekanan atau ancaman kuat, Anda akan menjadi berperilaku sangat tegang dan dapat ditebak.” (1996, 23)

Apakah tanggapan refleks terjadi karena merasa mendapat ancaman atau karena sungguh berhadapan dengan bahaya nyata, ketika bereaksi, hampir semua otak manusia menjadi berkurang kemampuannya untuk melakukan salah satu dari hal0hal berikut untuk:
·         Menjadi kreatif.
·         Melihat atau mendengar petunjuk tanda dari lingkungan.
·         Mengingat dan masuk pembelajaran sebelumnya.
·         Melakukan tugas-tugas yang kompleks, pemikiran yang terbuka dan bertanya.
·         Memilah dan menyaring untuk membuang keluar data yang tidak berguna.
·         Merencanakan dan mengulang berlatih secara mental.
·         Mengenali pola-pola.
·         Berkomunikasi secara efektif.

Jadi jelaskan? Bahwa tanggapan refleksi mengurangi kemampuan otak? Dan oleh karena itu, anak-anak (dan otak mereka) agar merasa aman dan terjamin harus merupakan tujuan terpenting pertama kita jika kita ingin memaksimalkan pembelajaran. Dalam setiap diri kita masing-masing, sebagai individu yang unik, tanggapan refleksi dipicu oleh perbedaan rangsangan dan tingkat tekanan. Keseimbangan yang rapuh karena terlalu banyak tekanan dan ancaman demikian pula tantangan dan tekanan yang dianggapsesuai adalah hal yang harus para guru ketahui dari setiap siswa.

Situasi sekolah umum yang menyebabkan refleksi tanggapan dalam hampir semua siswa termasuk:
·         Takut akan mengalami luka fisik
·         Rasa malu, penghinaan, merasa direndahkan.
·         Tidak waktu cukup untuk menyelesaikan tugas atau untuk berpikir.
·         Tidak tahu apa yang akan terjadi nanti.
·         Tantangna kerja dengan sedikit pertolongan atau dukungan yang tersedia.
·         Kekacauan, kebingungan, kurangnya aturan.
·         Terisolasi atau tidak merasa ikut memiliki dan tidak merasa dilibatkan.
·         Penekanan pada persaingan dan penghargaan-penghargaan dari luar.
·         Aktivitas yang tampak tidak relevan atau tidak bertujuan.

Pada dekade terakhir, para ahli saraf telah menrangkan bahwa meskipun ketika reaksi untuk bertahan hidup terjadi, informasi indrawi brjalan ke lapisan luar otak untuk melakukan penilaian yang lebih rasioanal. “Jika pemikiran yang lebih mendalam ini menunjukan bahwa kita bereaksi berlebihan, otak akan mengirim pesan untuk meniadakn pesan refleksi ini” (Kaufeldt 1999, 4). Refleksi atas situasi ini memerlukan lebih banyak waktu pemrosesan. Pengalaman-pengalaman kita yang lalu dan menghadapi situasi-situasi yang lalu dapat emnolong mempengaruhi kemampuan kita dalam membuat keputusan dan rencana tindakan dan mulai bertindak dengan pemikiran penuh. Ketika stres sudah terpecahkan, ancaaman yang dirasakan akan dilepas, atau ketika refleksi memberikan kesan bahwa kita tidak lagi memerlukan sikap betahan, maka otak melepas hormon-hormon yang sesuia guna untuk menghadang lonjakan hormon adrnalin.

Menciptakan lingkungan yang aman dan terjamin ecara fisik, emosional, dan sosial, harus menjadi langkah pertama kita dalam memaksimalkan pembelajaran untuk semua siswa kita.


Berikan Pengalaman-pengalaman Penginderaan Ganda dalam lingkungan-lingkungan yang Diperkaya

Penelitian pada apa yang dianggap sebagai kelenturan otak tumbuh secara meluas pada tahun 1990-an. Ilmuan-ilmuan syaraf, seperti Dr. Marian Diamond dan lain-lainya, sudah memberikan kesempulan bahwa meskipun hampir 50-100 juta neuron telah ada pada waktu kelahiran, mereka secara berkelanjutan tumbuh, berkembang dan membuat sambungan-sambungan sepanjang waktu kehidupan kita (Diamond and Hopson 1998). Bila murid sudah memiliki pengalaman-pengalaman multi-indra dalam lingkungan-lingkungan yang diperkaya, beberapa neuron dipercepat untuk menumbukkan “dendrites” – yaitu cabang-cabang kecil yang mebuat hubungan dengan neuron-neuron yang lain untuk membentuk jaringan-jaringan syaraf baru. “Otak terus berubah melalui perubahan secara fisik dan kimia ketika menyimpan informasi baru sebagai hasil pembelajaran” (Sousa 2001, 79).

Dendrit-dendrit akan menjadi kuat apabila “siynapsis” (hubungan-hubungan antar syaraf) semakin seing dirangsang. Ingatan terbentuk ketika sebuah kelompok neuron-neuron diaktifkan dan menyala bersama. Tanpa sering dirangsang, otak akan memangkas cabang-cabang yang tidak digunakan. Ungkapan “gunakan ayau hilangkan itu” sepertinya nyata dalam hubungan-hubungan otak.

Pengalaman yang berarti dapat mengubah struktur, ukuran, dan kepadatan otak. Otak akan memberikan tanggapan yang terbaik ketika murid melihat makna dan dapat membuat suatu hubungan pada pengalaman-pengalaman sebelumnya. Jika tugas-tugas terlalu sukar, pengembangan yang tidak sesuai, tidak relevan, atau tidak cukup menantang, maka otak cenderung tidak bekerja. Unsur-unsur kimiawi otak yang diperlukan tidak dilepaskan, pertumbuhan dendritik tidak dirangsanng, dan pembelajaran secara optimal tidak terjadi.

Strategi-strategi pengajaran yang terbaik dapat terbukti gagal, jika isi dari kurikulum tidak memiliki makna atau kurang lekat pada pelajar. Otak secara konstan membaca sekilas (scanning) juga menambah kesempatan otak untuk berpikir. Dalam buku How the Brain Learn [Bagaimana otak belajar], David Suosa menyatakan bahwa untuk menaikan kesempatan seorang murid meningat pelajaran, guru harus mengajukan dua pertanyaan: “Apakah ini masuk akal?” dan “Apakah ini memiliki arti?” (2001, 46)
Dalam buku Making Connections [Membuat Hubungan-hubungan] (1994), Renate Numala Caine dan Geoffrey Caine memperkenalkan 12 prinsip cara-pikir otak. Prinsip-prinsip ini sudah lebih berkembang akhir-akhir ini dalam buku mereka Mindshift [Prrubahan Pikiran] (1999). Banyak dari prinsip-prinsip ini menekankan betapa pentingnya relevansi, keterhubungan, interaksi pengalaman-pengalaman yang kompleks, emosi-emosi, dan tingkah laku:
“Pencarian arti (mencari makna dari pengalaman-pengalaman) dan kebutuhan berikutnya untuk bertindak pada lingkungan kita adalah bersifat otomatis. Pencarian untuk arti merupakan usaha untuk tetap hidup dan dasar bagi otak manusia ... Pencarian arti tidak dapat dihentikan, hanya disalurkan dan difokuskan ... Persediaan [pengetahuan] harus dilakukan untuk memuaskan keingintahuan dan lapar kita akan hal-hal yang baru, penemuan, dan tantangan. Pada umumya pelajaran-pelajaran perlu menggairahkan dan penuh arti dan menawarkan banyak pilihan kepada siswa” (1994, 89).

Para siswa datang kepada kita tanpa pengikat yang penting dalam otak mereka yang cukup berkembag untuk menangkap gagasan-gagasan baru. Para guru merasa tidak bisa menolong para siswa mengembangkan hubungan-hubungan otak baru lewat belajar dari pengalaman karena para pendidik sering diperintah untuk fokus pada anak muridnya agar mampu mengerjakan tes-tes dengan baik. Dilema ini tidaklah perlu disebabkan oleh kesalahan politik, oleh orang tua, atau para ekonom, tetapi mungkin bisa dilihat sebagai hasil lingkungan kita dan oleh karena evolusi teknologi.

Tahap kunci lainnya dalam kemampuan anak untuk memahami adalah ketika bagian depan otak menjadi giat pada awal masa pubertas. Secara teknis, ini adalah ketika daerah terakhir dari otak menjadi “termyelim”. Myelin adalah suatu bahan gemuk yang dibangun oleh otak di sekeliling axon tunggal dari setiap neuron. Pengisolasian ini mendorong transfer informasi dan pesan menjadi lebih cepat dan lebih efisien di antara neuron-neuron tersebut. Sebelum ini terjadi, kunci “daerah eksekutif” otak mungkin belum berfungsi penuh, dan kemampuan untuk memahami sebab dan akibat, pemebentukan gagasan, waktu, dan implikasi-implikasi, berkembang bersama kedewasaan. Ketika otak para remaja berkembang, mereka memiliki kapasitas yang lebih besar untuk berhipotesis, mengurangi, menganalisis, berpikir logis, menengok masa lalu, dan menyelidiki masa depan.

Pada pertama kali mengenal para siswa kita, kita mungkin membuat anggapan-anggapan yang tidak betul tentang pengetahuan yang telah ada sebelumnya dan tingkat kesiapan otak mereka. Sekarang itu lebih penting dari yang pernah sebelumnya kita menyusun proyek dan memberi kesempatan pengalaman pembelajaran. Kegiatan-kegiatan ini, yang biasanya diharapkan dapat dilakukan di luar ruangan kelas, dan kegiatan pemerkayaan sering lebih dahulu dipotong dari ruang kelas, mungkin merupakan kunci keberhasilan pembelajaran.

Susunlah Banyak Kesempatan untuk Memikirkan dan Secara Aktif Memikirkan dan Secara Aktif Memproses Pengetahuan Baru

Riset juga memperlihatkan bahwa setelah pengalaman-pengalaman di dalam suatu lingkungan yang diperkaya telat mempercepat pertumbuhan otak, “interaksi-ineraksi organisme dengan yang di sekililingnya melalui hubungan-hubungan yang harmonis” (Society for Neuroscience 2002, 11). Kesempatan-kesempatan untuk kerja sama, refleksi, dan proses yang aktif adalah kunci untuk mengisi informasi bari ke dalam ingatan jangka panjang.

Pengalaman dapat memicu pertumbuhan dan perkembangan otak, tetapi hubungan itu baru akan diperkuat setelah pelajar memiliki berbagai kesempatan memproses informasi. Rangsangan ulang hubungan-hubungan awal ini menjamin pelajar akan tetap menyimpan informasi dalam jangka waktu yang lama. Ada tiga jalan bagi para guru untuk dapat menciptakan kesempatan-kesempatan bagi para pelajar guna menyelidiki dan memahami pengalaman-pengalaman:
1.      Refleksi --- Pemrosesan infomasi baru dalam berbagai cara akan membantu otak menyimpan konsep dalam ingatan untuk jangka waktu yang lama dan membuat itu lebih bisa diakses di masa depan. Penulisan jurnal, diskusi dengan seorang mitra atau kelompok proses, ilustrasi, dengan ala-alat bantu grafis, pemetaan pikiran, dengan mengajar orang lain, dn meninjau ulang di dalam jangka waktu 24 jam yang semuanya membantu memperkuat informasi.
2.      Kerja sama --- Menyatakan konsep baru ke dalam bahasa dan selalu berdiskusi dengan orang lain akan terus melanjutkan proses refleksi dengan mengembangkan pemahaman pelajar ketika mereka mengamati dan berpikir tentang cara orang lain menafsirkan informasi baru tersebut. Kita adalah makhluk-makhluk sosial! Beberapa orang perlu membicarakannya dengan orang lain. Lainnya lebih suka untuk berpikir sendiri dan memperoleh pemahaman lebih besar setelah mendengarkan pendapat-pendapat orang lain.
3.      Pilihan-pilihan --- Berpikir dan memproses informasi baru dengan satu cara saja dapat membatasi pengertian para pelajar. Bila pengajaran tidak disajikan sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar sebaik-baiknya, seperti dalam gaya belajar siswa atau dalam bebagai tingkat kekuatan kecerdasannya, maka siswa tersebut tidak dapat memahami gagasan baru sepenuhnya. Guru, yang memiliki beberapa pilihan cara untuk merefleksikan dan memproses, mendorong para siswa untuk berpartisipasi dan terlibat dalam proses pembelajaran secara lebih menyeluruh.

Otak adalah organ yang utama untuk pembelajaran. Pengajaran otak yang harmonis adalah seni memahami beberapa dasar-dasar kerja otak dan menggunakan informasi untuk menyusun pelajaran-pelajaran yang mungkin paling efektif, efisien, dan menarik.



Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Welcome to My Blog

Peta Dunia

Waktu Saat Ini

Popular Post

Diberdayakan oleh Blogger.

Blogger templates

- Copyright © Pengenalan Kepribadian -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -