Posted by : Fazri
Selasa, 26 November 2013
Etika Busana
Tampil menarik pada setiap
kesempatan adalah dambaan setiap orang. Banyak faktor yang harus diperhatikan
seperti keselarasan dari atas sampai bawah (rambut sampai kaki), aktivitas,
situasi dan kondisi yang akan dihadiri, bentuk tubuh maupun warna yang sesuai
dengan kulit. Untuk lebih memahami etika busana untuk tampil menarik, maka
perlu diperhatikan penataan dalam berbusana yang mencakup kata: Se, Ra, Si.
a.
Se:
sepadan
Yang dimaksud dengan sepadan adalah
bahwa dalam berbusanan, individu harus memperhatikan hal sebagai berikut:
1. Usia
Usia adalah hal yang
tidak dapat dipisahkan dalam upaya menyelaraskan busana. Usia sendiri dapat
dibagi atas 25 tahun, 35 tahun, 45 tahun, 55 tahun, 65 tahun, 70 tahun keatas.
Individu yang berada dalam golongan usia 25 tahun tentunya akan berbeda dalam
penggunaan bahasa dengan individu yang berusia 65 tahun keatas, baik model,
bahan maupu warna busana. Dan bila terjadi penyimpangan dalam penggunaan busana
terkait dengan usia maka timbul kesan negatif pada pribadi pengguna busana
terkait.
2. Bentuk
tubuh
Manusia dilahirkan
dengan membawa bentuk tubuh yang berbeda-neda dan harus disadari dan tidak
semua orang memiliki bentuk bada yang bagus. Penampilan yang menarik bukan saja
mereka yang memiliki bentuk-bentuk indah, siapa pun dapat tampul lebih menarik.
Yang harus disadari dan dipahami adalah bagaimana individu dapat tampil lebih
menarik dengan apa yang dimilikinya, karena setiap orang tidaklah lepas dari
kekurangan yang ada pada diri sendiri, lalu berupaya untuk menutupi kekurangan
yang ada pada diri dan ditonjolkan nilai lebihnya dengan mempertimbangkan
corak, bahan dan model busana. Mengenali bentuk tubuh sangat membantu seseorang
untuk menyadari ‘kekurangan dan kelebihan’ diri.
Betuk tubuh wanita pada
dasarnya ada empat tipe, yaitu:
Bentuk tubuh bahu leher
(gambar 2), bentuk segitiga-pinggul besar (gambar 1), bentuk tubuh lurus
(gambar 4), dan bentuk tubuh yang ramping-jarum pasir (gambar 3).
Profil ideal adalah
bentuk tubuh yang raming diaman lingkar dada dan pinggul sama besar dan lingkar
pinggang lebih kecil dari pinggul.
Kenalilah bentuk tubuh
masing-masing, dan pakailah busana yang menonjolkan kelebihan bentuk tubuh dan
menutupi kekurangan tubuh.
Adapun bentuk tubuh
pria pada dasarnya ada tiga tipe, yaitu:
Tiga dasar bentuk tubuh
pria: tipe segitiga terbalik-atletis (gambar 2), tipe kurus (gambar 1), tipe
segitiga-perut besar/gemuk (gambar 3). Profil ideal adalah tipe segitiga
terbalik, yaitu bahu lebih lebar daripada pinggul.
3. Elemen-elemen
berbusana
Yang dimaksud dengan
elemen busana mencakup: elemen waktu (pagi, malam), elemen tempat (kantor,
pestam sehari-hari), elemen janis acara yang dihadiri (formal, informal,
kenegaraan, santai).
4. Warna
busana
Untuk menentukan warna
busana yang sesuai maka perlu diperhatikan pula padanan dari warna kulit, warna
rambut, warna mata. Warna dapat ternagi atas warna dasar, netra;, dan warna
terang.
Warna dasar terdiri
dari hitam, coklat tua, biru tua, abu-abu tua. Netral terdiri dari putih, cream, abu-abu muda, broken white. Warn terang, seperti kuning, hijau, merah, biru.
Warna dasar dan netral
dapat memberikan kesan lansgsing, mudah dipadu padankan, tidak menyolok, tidak
menarik perhatian, dapat menutupi kekurangan tubuh, berkesan elegan dan
profesional.
Sedangkan warna terang
dapat dimanfaatkan untuk memfokuskan sesuatu yang positif dan menyamarkan yang
negatif. Warna terang juga dapat menonjolkan bagian tubuh yang bermasalah,
sulit dipadankan, saat penggunaannya, berkesan elegan dan profesional.
5. Desain
busana
Desain busana berbagai
macam ragamnya, namun pada dasarnya desain berpatokan pada tiga aliran sebagai
berikut:
(a) Klasik,
merupakan desain yang tetap abadi sepanjang zaman walau terkadang terkesan
kuno, namun pada dasarnya sesain ini bertahan lama sehingga tetap cocok pada
setiap kesempatan.
(b) Trendy,
suatu desain busana yang mengikuti mode pada waktu tertentu. Desain seperti ini
akan berubah sesuai dengan pergantian musim dan perkembangan mode.
(c) New
wave, yaitu gaya desain yang kadang agak bersifat aneh dah tidak simetris.
Desain seperti ini banyak digemari oleh para artis
6. Kelengkapan
busana
Pelengkap busana
berfungsi penting karena akan menambah prima penampilan sesorang. Pelengkap
busana mempunyai fungsi beragam seperti:
· Yang
bersifat melengkapi: misalnya pakaian dalam, alas kaki, stocking dll.
· Yang
bersifat menghias, seperti asesoris, perhiasan.
· Yang
bersifat ganda yaitu melengkapi sekaligus menghias, seperti ikat pinggang,
dasi, dompet, tas, kacamata, jam tangan, maset, kerudung, dll.
· Pengharum
tubuh atau wewangian. Setiap wewangian mempunyai ciri yang berbeda, dan
memberikan kesan tersendiri. Macam wewangian:
-
Wangi bunga, memberi
kesan feminim.
-
Wangi buah, memberi
kesan dinamis dan sportif.
-
Wangi rempah, memberikan
kesan eksklusif.
-
Wangi kayu-kayuan,
memberi kesan segar/maskulin.
b.
Ra:
rapi
Rapi mengandung pengertian senagai
berikut:
ü Tidak
terlihat lusuh, lecek, kusam.
ü Tidak
sobek/berlubang.
ü Tidak
ada kancing lepas/hilang.
ü Tidak
terlalu ketat/longgar/panjang/pendek.
ü Tidak
berbau.
ü Tidak
terlihat garis-garis pakaian dalam.
ü Tidak
terkena noda kotoran: make up, makanan, keringat, flek.
ü Tidak
kusut, disetrika dengan baik.
c.
Si:
sikap
Yang dimaksud sikap dalam etika busana
adalah pribadi si pemakai dan gaya penampilan pribadi. Yaitu bahwa manusia
dilahirkan dengan tipe yang berbeda-beda, dan siapa pun ingin tampil menarik.
Dalam upaya untuk
tampil menarik yang prlu diperhatikan adalah bagaimana seseorang dapat tampil
dengan apa yang dimiliki, karena setiap orang tidak lepas dari kekurangan dan
pastinya juga memiliki kelebihan-kelebihan. Jangan memaksakan suatu model
busana yang tidak sesuai dengan kepribadian diri karena akan menimbulkan kesan
penampilan diri yang negatif.
Sikap dalam berbusana
juga termasuk cara berdiri, cara duduk dan gerak tubuh saat berjalan.