Posted by : Fazri
Selasa, 26 November 2013
Do and Don’t Dalam Penampilan
Apa yang boleh dilakukan dan apa
yang tidak boleh dilakukan dalam upaya berpenampilan menarik antara lain
meliputi kesehatan, kerapian, kebersihan, berbusanan, asesoris, stocking,
sepatu dan lainnya, dengan uraian berikut:
a.
Kebersihan,
Kerapian, dan Kebersihan
1. Gigi
putih bersih.
2. Nafas
segar (hindarilah makanan beraroma menyengat).
3. Kuku
terawat bersih dan terpotong rapi.
4. Tidak
memiliki bau badan.
5. Rambut
besih dari ketombe.
6. Wajah
terawat, bebas jerawat.
7. Rambut
tidak menutupi wajah dan tertata rapi.
8. Bulu
hidung, kumis tercukur rapi.
9. Telinga
dan hidung bersih dari kotoran.
10. Kacamata
bersih, nyaman dan sesuai ukuran.
b.
Gerakan
Tubuh
1.
Tidak meregangkan tubuh
didepan umum.
2.
Tidak bermain atau
menarik-narik rambut.
3.
Tidak mengorek gigi, kuping
maupun hidung.
4.
Tidak menggigit kuku,
membersihkan kuku.
5.
Tidak mengetuk-ngetuk
meja.
6.
Tidak
menggoyang-goyangkan kaki.
7.
Tidak menyisir, bermake up di depan umum.
8.
Tidak membasahi bibir
berulang kali.
9.
Tidak memainkan lidah
maupun ludah.
10. Tidak
menguap tanpa ditutup.
11. Tidak
bermain dengan pena.
12. Tidak
bermain dengan permen karet.
13. Tidak
melemaskan leher.
14. Tidak
berbisik-bisik dengan tangan menutup.
15. Tidak
membersihkan kacamata dan menggosok mata.
16. Berdiri
dengan bertolak pinggang.
17. Duduk
dengan meletakkan kedua siku di atas meja.
c.
Gerakan
Tangan
1. Tidak
membunyikan tangan.
2. Tidak
terlalu sering menggerak-gerakan tangan saat berbicara.
3. Saat
berbicara jangan meremas jari kedua tangan.
4. Jangan
melipat-lipat jari tangan hingga berbunyi.
5. Jangan
membicarakan orang dengan menunjuk pada yang bersangkutan.
6. Jangan
melambaikan tangan terlalu lebar sehingga terlihat ketiak.
d.
Berbusana
1. Hindari
poongan dan warna yang menarik perhatian, terutama pada bagian yang menjadi
kekurangan tubuh.
2. Busana
harus pas; tidak boleh kesempitan ataupun kebesaran. Sempit akan memberikan
kesan ramping, namun juga menimbulkan kesan seronok, sementara kebesaran akan
menimbulkan kesan besar, gemuk dan tidak rapi.
3. Pilihlha
model, warna dan motif yang sesuai dengan usia. Warna gelap memberikan kesan
tua, sedangkan warna terang memberikan kesan cerah muda.
4. Busana
setengah resmi menampilkan kesan sederhana dengan menitik beratkan pada
asesoris. Sedangkan busana resmi memberi kesan mewah, bahan mengkilap sengan
jahitan halus.
5. Celana
yang memberikan kesan pendek: baggy, cut
bray, palazzo, manset (ada lipatan di bawah). Celana dengan tempat ikang
pinggang harus mengguakan ikat pinggang. Semakin pendek celana semakin tinggi
kesan yang ada.
6. Tekstur
berat menambah kesan gemuk, sebaliknya tekstur halus akan menampilkan kesan
melangsingkan.
7. Bahan
ang mengkilap nerkesan besar. Motif besar memberikan kesan lebar/gemuk. Kotak
dan bola-bola mempunyai efek berpenampilan kuat. Motif sederhana sangat baik
untuk disain rumit. Bahan kasar akan menampilkan kesan berat dan besar.
8. Elemen
vertikal (memanjang): garis-garis vertikal, lipit-lipit akan memberi kesan
semampai dan ramping. Elemen horizontal (melebar), memberikan kesan lebar dan
gemuk. Garis diagonal/serong, memberikan kesan melangsingkan.
9. Lipit/plits
jika tidak terlalu lebar akan menampilkan kesan vertikal dan ramping. Rimpel
yang banyak memberikan kesan semakin gemuk. Lipat besar memberikan kesan
memperbesar pinggang dan pinggul.
10. Potongan
di pinggul memberikan kesan pendek. Potongan asimetris memberikan kesan kurus
dan tinggi. Potongan di pinggang memberikan kesan memotong bentuk badan, kesan
pendek. Potongan di bawah dada memberikan kesan tinggi. Potongan ‘v’ jika
terlalu dalam memberikan kesan pendek. Potongan princess memberikan kesan
langsing.
e.
Asesoris
1. Panjang
kalung tidak boleh berpotongan dengan garis leher.
2. Bros
merupakan pengganti kalung.
3. Pada
penggunaan busana kerja tidak dianjurkan menggunakan kalung bertumpuk, choker,
bersusun-susun.
4. Busana
yang telah bersulam, menggunakan manik-manik dianjurkan untuk tidak menggunakan
kalung, karena sulaman dan bordir pada kain telah memberikan kesan meriah.
5. Pengunaan
cincin cukup dua buah saja. Pada jam kerja disarankan tidak menggunakan gelang
kroncong.
6. Busana
warna panas: asesoris emas.
Busana warna abu-abu: asesoris mutiara
dan perak.
Busana warna hitam: asesoris
perak/emas/mutiara.
Busana warna coklat: asesoris emas.
Busana warna biru: asesoris
perak/mutiara.
Busana warna pastel: asesoris mutiara.
7. Stocking,
tidak digunakan pada sepatu model terbuka. Warna stocking yang digunakan, satu tingkat lebih gelap dari warna kulit
asli. Stocking warna gelap tidak
dikenakan dengan sepatu warna terang atau yang berbeda tone. Stocking warna hitam digunakan pada malam hari dan
tidak noleh dipakai sebelum 18.00.
8. Kaos
kaki warna putih digunakan untuk kegiatan olahraga. Warna kaos kaki mengikuti
warna celana.
9. Mengikuti
aturan ‘the rule of thirteen’ (untuk
wanita) dan ‘the rule of eight’
(untuk pria).
10. Warna
asesoris emas dan perak dianjurkan digunakan pada sore ke malam hari.
f.
Tas
Kerja dan Sepatu
1. Bahan
tas kerja terbuat dari kulit, disarankan tidak mengkilap/lak. Model tas tidak
terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Tas dan briefcase senada dalam warna.
Tas kerja tidak bermotif flora, fauna maupun etnik.
2. Sepatu
searna/senada/satu tone dengan ikat pinggang dan tas. Sepatu untuk kerja dengan
model tertutup keseluruhan ataupun didepan. Hak minimum 5-7 cm. Sepatu terbuka
untuk acara santai. Sol sepatu tidak boleh dari karet dan kayu. Motif sepatu
jangan terlalu menolok.
3. Untuk
keperluan pesta, kenakan sepatu berhak tinggi atau runcing dengan tas kecil
model fancy, dan bermake up tebal
tetapi tidak menyolok. Warna sepatu, tas maupun make up disesuaikan dengan
warna busana yang dikenakan.
4. Untuk
acara santai, kenakan sepatu dengan hak rendah, tas casual dengan ikta pinggang
sportif (jika busana memang memerlukan ikat pinggang).
5. Warna
standar sepatu.
Warna
hitam: busana hitam dan gelap.
Warna
coklat tua: busana bernuansa keckolatan.
Warna
krem atau putih: busana pastel, soft.