Posted by : Fazri
Selasa, 26 November 2013
Teknik Mendengar
Seringkali dalam kehidupan
sehari-hari, didengar instruksi untuk mendengar, seperti: “Tolong simak penjelasan ibu!”, atau “Tolong dengar ibu”. Apa perbedaan diantara
kedua kata tersebut: simak dan dengar. Simak atau dalam bahasa inggris ‘listen’ adalah proses psikologis yang
aktif memerlukan konsentrasi dan kesungguhan. Jika ada orang berbicara, maka
lawan bicara akan mendengar dengan penuh konsentrasi, memilah-milah informasi
apa yang perlu diperhatikan dan mana yang dapat diabaikan.
Sementara dengar atau dalam bahasa
inggris ‘hearing’ adalah proses
psikologis pasif, yaitu seseorang yang mendengarkan lawan bicara tanpa unsur
penyaringan informasi. Semua informasi dapat diterima secara bulat-bulat atau
sebaliknya, semua informasi dapat berlalu tanpa kesan.
Beberapa hambatan yanf kerap
dijumpai dalam proses mendengar adalah:
a.
Sub Vocal Responding
Yaitu buru-buru memberikan respons,
sebelum orang lain selsesain bicara. Contoh: seseorang berbicara mengenai
renovasi menara mesjid, sebelum orang tersebut selesai berbicara lawan bicara
telah menanggapi bahwa pembicaraan yang berlangsung adalah permohonan bantuan
dana renovasi mesjid.
b.
Self Consciousness
Terlau sadar diri, sehingga tidak mau
mendengarkan pembicaraan orang lain. Contoh: ketika pada seseorang
berpendidikan tinggi disampaikan suatu informasi maka yang bersangkutan
cenderung mengabaikan, karena merasa lebih tahu mengenai hal tersebut.
c.
Other Conciousness
Sangat terkesan pada penampilan dan cara
seseorang berbicara, sehingga tidak memperhatikan isi pembicaraan. Contoh:
banyak pemberitaan koran yang menampilkan korban penipuan dari bank gelap yang
senantiasa lebih menampilkan ‘pesona’ dan mengumbar janji gombal untuk
memberikan bunga lebih besar dari bank resmi pemerintah, daripada menepatinya.
d.
Selective Listening
Terlalu memilih isi pembicaraan (yang
bagus-bagus saja yang didengar, yang tidak enak diacuhkan). Contoh: individu
yang hanya mau mendengar informasi yang disukai dan menyenangkan hati.
Sementara, informasi yang kurang menyenangkan tidak diacuhkan dan cenderung
diabaikan.
e.
Message Predispositions
Pemilahan pesan, dengan mengambil yang
menguntungkan dan mengabaikan yang lain walaupun sesungguhnya pesan merupakan
satu kesatuan. Contoh: sebuah pesan berbunyi “Beli satu dapat dua, untuk setiap
pembelanjaan senilai lima ratus ribu rupiah.”, namun pendengar melakukan
pemilahan pesan sehingga pesan menjadi “Beli satu dapat dua.”, saja.
Agar
pelaku komunikasi dapat melakukan teknik mendengar secara baik, berikut
beberapa saran untuk mendengar:
a. Dengarkan
penuh konsentrasi
Acapkali melelahkan (kalau belum terbiasa),
namun terus usahakan, dengan cara yakinkan diri dulu bahwa pembicaraan yang
dilakukan perlu, dan simaklah segala sesuatu yang dikatakan oleh lawan bicara.
b. Aktif
ikut pembicaraan
Cara yang dapat dilakukan adalah dengan
mengatakan “oh ya?” atau “ah, masa sih?” atau “jadi ........... maksudnya itu
harus demikian?” dan lain sebagaimana.
c. Bertanyalah
Jika isi pembicaraan tidak dimengerti
ataupun dipahami, hendaknya ajukanlah pertanyaan secara langsung.
d. Discriminating
Dengarkanlah seluruh pembicaraan secara
kritis, jadi bukan memilih-milih informasi yang harus didengar.
e. Affective Listening
Dengarkanlah pembicaraan dengan penuh
perasaan suka. Sukar melaksanakannya? Cobalah terus, pastilah lambat laun akan
terbiasa.