Archive for November 2013

My Puisi

Selasa, 26 November 2013
Posted by Fazri

FAZRI   NURACHMAN


Fenomena sang illahi
Alunan hati sanubari yang memuji
Zam-zam yang mengalir dari muara hati
Rincikannya membuat qalbi mengagumi
Iringan takafurpun selalu mengiringi

Nuansa alam yang menyapa-nyapa
Untaian makna yang terdengar dari sana
Rintihan seorang hamba yang memujanya
Alangkah, gersangnya latar dibuatnya
Cinta hitam, yang ia persembahkan
Hina, terlihat hina dirasakannya
Manusia menjerit karenanya
Alur ini, sungguh membuat ia mati gaya
Namun, Tuhan masih ada dan akan selalu ada

Tips Untuk Berpenampilan Nyaman


a.       Pilih busana dengan kualitas potongan dan jahitan yang baik. Hal ini akan sangat menentukan kenyamanan, ketahanan dan keindahan daat busana dekanakan.

b.      Pilih jenis model busana yang sesuai dengan usia, warna kulit, kondisi acara, dan profesi diri.

c.       Untuk pekerjaan dalam bidang serius, hindarilah warna-warna terang yang mencolok, seperti shocking pink, orange. Gunakan warna pastel.

d.      Perhatikan kode busana (Dress Code) saat menghadiri suatu acara secara cermat.

e.       Jangan gunakan tas bertali panjang saat berkebaya/busana nasional.

f.       Hindari busana kerja yang bercorak besar dan ramai, mengkilap, bertumpuk-tumpuk dan banyak asesoris.

g.      Saat mengenakan busana resmi/formal, hindarilah penggunaan jas bermotif kotak-kotak, dasi berwarna mencolok dan ramai, jas dengan pantalon berbeda warna, tabrak motif.

h.      Untuk pria:
-       Hindari kaos kaki putih karena termasuk kaos kaki olahraga.
-       Dompet (kadang sisir) merusak pemandangan.
-       Ukuran dasi kupu-kupu jangan terlalu besar.
-       Ukuran  dasi panjang lebarnya sesuai trend dan proporsi tubuh.
-       Pola dasi bergaris/kotak-kotak terkesan kaku dan kebapakan.
-       Panjang dasi pas pada atas ban pinggang.
-       Ikat pinggang sewarna sepatu.
-       Sepatu berketinggian tidak lebih dari 3 cm.
-       Kaos kaki sewarna dengan warna celana panjang.



Busana yang dikenakan akan menjadi menarik tergantung juga pada keadaan batin dan pikiran sipemakai. Jika pengguna busana sedang mengalami depresi atau menderita stres, maka akan terpancar dari raut wajah atau tingkah lakunya, yang mengakibatkan tampilan busana yang dikenakan menjadi tidak menarik. Untuk itu perhatinkanlah penyesuaian antara penampilan dan kebersihan/kejernihan jiwa, agar individu dapat tampil nyaman dan menunjang kesuksesan hidu bermasyarakat.
Do and Don’t Dalam Penampilan


Apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan dalam upaya berpenampilan menarik antara lain meliputi kesehatan, kerapian, kebersihan, berbusanan, asesoris, stocking, sepatu dan lainnya, dengan uraian berikut:

a.      Kebersihan, Kerapian, dan Kebersihan
1.      Gigi putih bersih.
2.      Nafas segar (hindarilah makanan beraroma menyengat).
3.      Kuku terawat bersih dan terpotong rapi.
4.      Tidak memiliki bau badan.
5.      Rambut besih dari ketombe.
6.      Wajah terawat, bebas jerawat.
7.      Rambut tidak menutupi wajah dan tertata rapi.
8.      Bulu hidung, kumis tercukur rapi.
9.      Telinga dan hidung bersih dari kotoran.
10.  Kacamata bersih, nyaman dan sesuai ukuran.

b.      Gerakan Tubuh
1.        Tidak meregangkan tubuh didepan umum.
2.        Tidak bermain atau menarik-narik rambut.
3.        Tidak mengorek gigi, kuping maupun hidung.
4.        Tidak menggigit kuku, membersihkan kuku.
5.        Tidak mengetuk-ngetuk meja.
6.        Tidak menggoyang-goyangkan kaki.
7.        Tidak menyisir, bermake up di depan umum.
8.        Tidak membasahi bibir berulang kali.
9.        Tidak memainkan lidah maupun ludah.
10.    Tidak menguap tanpa ditutup.
11.    Tidak bermain dengan pena.
12.    Tidak bermain dengan permen karet.
13.    Tidak melemaskan leher.
14.    Tidak berbisik-bisik dengan tangan menutup.
15.    Tidak membersihkan kacamata dan menggosok mata.
16.    Berdiri dengan bertolak pinggang.
17.    Duduk dengan meletakkan kedua siku di atas meja.

c.       Gerakan Tangan
1.      Tidak membunyikan tangan.
2.      Tidak terlalu sering menggerak-gerakan tangan saat berbicara.
3.      Saat berbicara jangan meremas jari kedua tangan.
4.      Jangan melipat-lipat jari tangan hingga berbunyi.
5.      Jangan membicarakan orang dengan menunjuk pada yang bersangkutan.
6.      Jangan melambaikan tangan terlalu lebar sehingga terlihat ketiak.

d.      Berbusana
1.      Hindari poongan dan warna yang menarik perhatian, terutama pada bagian yang menjadi kekurangan tubuh.

2.      Busana harus pas; tidak boleh kesempitan ataupun kebesaran. Sempit akan memberikan kesan ramping, namun juga menimbulkan kesan seronok, sementara kebesaran akan menimbulkan kesan besar, gemuk dan tidak rapi.

3.      Pilihlha model, warna dan motif yang sesuai dengan usia. Warna gelap memberikan kesan tua, sedangkan warna terang memberikan kesan cerah muda.

4.      Busana setengah resmi menampilkan kesan sederhana dengan menitik beratkan pada asesoris. Sedangkan busana resmi memberi kesan mewah, bahan mengkilap sengan jahitan halus.

5.      Celana yang memberikan kesan pendek: baggy, cut bray, palazzo, manset (ada lipatan di bawah). Celana dengan tempat ikang pinggang harus mengguakan ikat pinggang. Semakin pendek celana semakin tinggi kesan yang ada.

6.      Tekstur berat menambah kesan gemuk, sebaliknya tekstur halus akan menampilkan kesan melangsingkan.

7.      Bahan ang mengkilap nerkesan besar. Motif besar memberikan kesan lebar/gemuk. Kotak dan bola-bola mempunyai efek berpenampilan kuat. Motif sederhana sangat baik untuk disain rumit. Bahan kasar akan menampilkan kesan berat dan besar.

8.      Elemen vertikal (memanjang): garis-garis vertikal, lipit-lipit akan memberi kesan semampai dan ramping. Elemen horizontal (melebar), memberikan kesan lebar dan gemuk. Garis diagonal/serong, memberikan kesan melangsingkan.

9.      Lipit/plits jika tidak terlalu lebar akan menampilkan kesan vertikal dan ramping. Rimpel yang banyak memberikan kesan semakin gemuk. Lipat besar memberikan kesan memperbesar pinggang dan pinggul.

10.  Potongan di pinggul memberikan kesan pendek. Potongan asimetris memberikan kesan kurus dan tinggi. Potongan di pinggang memberikan kesan memotong bentuk badan, kesan pendek. Potongan di bawah dada memberikan kesan tinggi. Potongan ‘v’ jika terlalu dalam memberikan kesan pendek. Potongan princess memberikan kesan langsing.

e.       Asesoris
1.      Panjang kalung tidak boleh berpotongan dengan garis leher.

2.      Bros merupakan pengganti kalung.

3.      Pada penggunaan busana kerja tidak dianjurkan menggunakan kalung bertumpuk, choker, bersusun-susun.

4.      Busana yang telah bersulam, menggunakan manik-manik dianjurkan untuk tidak menggunakan kalung, karena sulaman dan bordir pada kain telah memberikan kesan meriah.

5.      Pengunaan cincin cukup dua buah saja. Pada jam kerja disarankan tidak menggunakan gelang kroncong.

6.      Busana warna panas: asesoris emas.
Busana warna abu-abu: asesoris mutiara dan perak.
Busana warna hitam: asesoris perak/emas/mutiara.
Busana warna coklat: asesoris emas.
Busana warna biru: asesoris perak/mutiara.
Busana warna pastel: asesoris mutiara.

7.      Stocking, tidak digunakan pada sepatu model terbuka. Warna stocking yang digunakan, satu tingkat lebih gelap dari warna kulit asli. Stocking warna gelap tidak dikenakan dengan sepatu warna terang atau yang berbeda tone. Stocking  warna hitam digunakan pada malam hari dan tidak noleh dipakai sebelum 18.00.

8.      Kaos kaki warna putih digunakan untuk kegiatan olahraga. Warna kaos kaki mengikuti warna celana.

9.      Mengikuti aturan ‘the rule of thirteen’ (untuk wanita) dan ‘the rule of eight’ (untuk pria).

10.  Warna asesoris emas dan perak dianjurkan digunakan pada sore ke malam hari.

f.       Tas Kerja dan Sepatu
1.      Bahan tas kerja terbuat dari kulit, disarankan tidak mengkilap/lak. Model tas tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Tas dan briefcase senada dalam warna. Tas kerja tidak bermotif flora, fauna maupun etnik.

2.      Sepatu searna/senada/satu tone dengan ikat pinggang dan tas. Sepatu untuk kerja dengan model tertutup keseluruhan ataupun didepan. Hak minimum 5-7 cm. Sepatu terbuka untuk acara santai. Sol sepatu tidak boleh dari karet dan kayu. Motif sepatu jangan terlalu menolok.

3.      Untuk keperluan pesta, kenakan sepatu berhak tinggi atau runcing dengan tas kecil model fancy, dan bermake up tebal tetapi tidak menyolok. Warna sepatu, tas maupun make up disesuaikan dengan warna busana yang dikenakan.

4.      Untuk acara santai, kenakan sepatu dengan hak rendah, tas casual dengan ikta pinggang sportif (jika busana memang memerlukan ikat pinggang).

5.      Warna standar sepatu.
Warna hitam: busana hitam dan gelap.
Warna coklat tua: busana bernuansa keckolatan.

Warna krem atau putih: busana pastel, soft.

Etika Busana

Posted by Fazri
Etika Busana


Tampil menarik pada setiap kesempatan adalah dambaan setiap orang. Banyak faktor yang harus diperhatikan seperti keselarasan dari atas sampai bawah (rambut sampai kaki), aktivitas, situasi dan kondisi yang akan dihadiri, bentuk tubuh maupun warna yang sesuai dengan kulit. Untuk lebih memahami etika busana untuk tampil menarik, maka perlu diperhatikan penataan dalam berbusana yang mencakup kata: Se, Ra, Si.

a.      Se: sepadan
Yang dimaksud dengan sepadan adalah bahwa dalam berbusanan, individu harus memperhatikan hal sebagai berikut:
1.      Usia
Usia adalah hal yang tidak dapat dipisahkan dalam upaya menyelaraskan busana. Usia sendiri dapat dibagi atas 25 tahun, 35 tahun, 45 tahun, 55 tahun, 65 tahun, 70 tahun keatas. Individu yang berada dalam golongan usia 25 tahun tentunya akan berbeda dalam penggunaan bahasa dengan individu yang berusia 65 tahun keatas, baik model, bahan maupu warna busana. Dan bila terjadi penyimpangan dalam penggunaan busana terkait dengan usia maka timbul kesan negatif pada pribadi pengguna busana terkait.

2.      Bentuk tubuh
Manusia dilahirkan dengan membawa bentuk tubuh yang berbeda-neda dan harus disadari dan tidak semua orang memiliki bentuk bada yang bagus. Penampilan yang menarik bukan saja mereka yang memiliki bentuk-bentuk indah, siapa pun dapat tampul lebih menarik. Yang harus disadari dan dipahami adalah bagaimana individu dapat tampil lebih menarik dengan apa yang dimilikinya, karena setiap orang tidaklah lepas dari kekurangan yang ada pada diri sendiri, lalu berupaya untuk menutupi kekurangan yang ada pada diri dan ditonjolkan nilai lebihnya dengan mempertimbangkan corak, bahan dan model busana. Mengenali bentuk tubuh sangat membantu seseorang untuk menyadari ‘kekurangan dan kelebihan’ diri.
Betuk tubuh wanita pada dasarnya ada empat tipe, yaitu:
                                                   

 






Bentuk tubuh bahu leher (gambar 2), bentuk segitiga-pinggul besar (gambar 1), bentuk tubuh lurus (gambar 4), dan bentuk tubuh yang ramping-jarum pasir (gambar 3).

Profil ideal adalah bentuk tubuh yang raming diaman lingkar dada dan pinggul sama besar dan lingkar pinggang lebih kecil dari pinggul.
Kenalilah bentuk tubuh masing-masing, dan pakailah busana yang menonjolkan kelebihan bentuk tubuh dan menutupi kekurangan tubuh.

Adapun bentuk tubuh pria pada dasarnya ada tiga tipe, yaitu:







Tiga dasar bentuk tubuh pria: tipe segitiga terbalik-atletis (gambar 2), tipe kurus (gambar 1), tipe segitiga-perut besar/gemuk (gambar 3). Profil ideal adalah tipe segitiga terbalik, yaitu bahu lebih lebar daripada pinggul.

3.      Elemen-elemen berbusana
Yang dimaksud dengan elemen busana mencakup: elemen waktu (pagi, malam), elemen tempat (kantor, pestam sehari-hari), elemen janis acara yang dihadiri (formal, informal, kenegaraan, santai).

4.      Warna busana
Untuk menentukan warna busana yang sesuai maka perlu diperhatikan pula padanan dari warna kulit, warna rambut, warna mata. Warna dapat ternagi atas warna dasar, netra;, dan warna terang.
Warna dasar terdiri dari hitam, coklat tua, biru tua, abu-abu tua. Netral terdiri dari putih, cream, abu-abu muda, broken white. Warn terang, seperti kuning, hijau, merah, biru.
Warna dasar dan netral dapat memberikan kesan lansgsing, mudah dipadu padankan, tidak menyolok, tidak menarik perhatian, dapat menutupi kekurangan tubuh, berkesan elegan dan profesional.
Sedangkan warna terang dapat dimanfaatkan untuk memfokuskan sesuatu yang positif dan menyamarkan yang negatif. Warna terang juga dapat menonjolkan bagian tubuh yang bermasalah, sulit dipadankan, saat penggunaannya, berkesan elegan dan profesional.

5.      Desain busana
Desain busana berbagai macam ragamnya, namun pada dasarnya desain berpatokan pada tiga aliran sebagai berikut:
(a)    Klasik, merupakan desain yang tetap abadi sepanjang zaman walau terkadang terkesan kuno, namun pada dasarnya sesain ini bertahan lama sehingga tetap cocok pada setiap kesempatan.
(b)   Trendy, suatu desain busana yang mengikuti mode pada waktu tertentu. Desain seperti ini akan berubah sesuai dengan pergantian musim dan perkembangan mode.
(c)    New wave, yaitu gaya desain yang kadang agak bersifat aneh dah tidak simetris. Desain seperti ini banyak digemari oleh para artis

6.      Kelengkapan busana
Pelengkap busana berfungsi penting karena akan menambah prima penampilan sesorang. Pelengkap busana mempunyai fungsi beragam seperti:
·      Yang bersifat melengkapi: misalnya pakaian dalam, alas kaki, stocking dll.
·      Yang bersifat menghias, seperti asesoris, perhiasan.
·      Yang bersifat ganda yaitu melengkapi sekaligus menghias, seperti ikat pinggang, dasi, dompet, tas, kacamata, jam tangan, maset, kerudung, dll.
·      Pengharum tubuh atau wewangian. Setiap wewangian mempunyai ciri yang berbeda, dan memberikan kesan tersendiri. Macam wewangian:
-          Wangi bunga, memberi kesan feminim.
-          Wangi buah, memberi kesan dinamis dan sportif.
-          Wangi rempah, memberikan kesan eksklusif.
-          Wangi kayu-kayuan, memberi kesan segar/maskulin.

b.      Ra: rapi
Rapi mengandung pengertian senagai berikut:
ü  Tidak terlihat lusuh, lecek, kusam.
ü  Tidak sobek/berlubang.
ü  Tidak ada kancing lepas/hilang.
ü  Tidak terlalu ketat/longgar/panjang/pendek.
ü  Tidak berbau.
ü  Tidak terlihat garis-garis pakaian dalam.
ü  Tidak terkena noda kotoran: make up, makanan, keringat, flek.
ü  Tidak kusut, disetrika dengan baik.

c.       Si: sikap
Yang dimaksud sikap dalam etika busana adalah pribadi si pemakai dan gaya penampilan pribadi. Yaitu bahwa manusia dilahirkan dengan tipe yang berbeda-beda, dan siapa pun ingin tampil menarik.
Dalam upaya untuk tampil menarik yang prlu diperhatikan adalah bagaimana seseorang dapat tampil dengan apa yang dimiliki, karena setiap orang tidak lepas dari kekurangan dan pastinya juga memiliki kelebihan-kelebihan. Jangan memaksakan suatu model busana yang tidak sesuai dengan kepribadian diri karena akan menimbulkan kesan penampilan diri yang negatif.

Sikap dalam berbusana juga termasuk cara berdiri, cara duduk dan gerak tubuh saat berjalan.
Welcome to My Blog

Peta Dunia

Waktu Saat Ini

Popular Post

Diberdayakan oleh Blogger.

Blogger templates

- Copyright © Pengenalan Kepribadian -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -